Sepak Bola : Olahraga atau Uang?

Sepak bola adalah olahraga paling populer di muka bumi ini. Hampir semua orang mengetahui olahraga yang satu ini. Bahkan kompetisi sepak bola di mana pun hampir selalu menjadi bahan omongan. Namun saya merasa ada yang aneh dengan sepak bola saat ini. Ada banyak hal yang bergeser dari sepak bola jaman dulu dan masa kini.

Sepak bola awalnya adalah untuk berolahraga. Tujuan olahraga yang utama adalah untuk mendapatkan kesehatan jasmani. Namun sekarang tujuan sepak bola yang utama malah bergeser. Yang awalnya untuk berolahraga dan mendapatkan kesehatan bergeser menjadi untuk uang dan popularitas. Dulu, orang-orang bermain sepak bola karena ingin sehat dan hobi. Uang dan ketenaran bukanlah hal utama karena dulu sepak bola belum terekspos sebesar dan segencar sekarang. Gaji pemain sepak bola pun tidak seberapa. Banyak sekali bahkan pesepak bola Indonesia jaman dulu yang digaji hanya ketika bertanding saja. Kenapa mereka bersedia bermain dengan gaji sedikit? Karena orientasi mereka adalah olahraga. Sepak bola adalah hobi mereka. Sarana mereka untuk berolahraga. Uang hanyalah bonus buat mereka.

Sekarang coba kita liat pesepak bola jaman sekarang. Sepak bola sudah dijadikan profesi. Gaji pemain sepak bola masa kini pun sangat besar. Bahkan banyak sekali orang tua yang menyekolahkan anaknya ke Sekolah Sepak Bola (SSB) karena ingin anaknya menjadi pesepak bola. Agar bisa menghasilkan uang. Dari kenyataan ini saja bisa dilihat bahwa orientasi sepak bola bukan lagi kesehatan dan hobi tetapi materi. Tak heran banyak pemain yang main ogah-ogahan saat gajinya terlambat, bahkan sampai mogok main dan sebagainya.

Selain itu, saat ini prestasi bukanlah hal utama. Banyak sekali pemain yang rela pindah ke klub-klub semenjana dan tidak terkenal hanya demi mendapat uang lebih. Padahal dulu setiap pemain di dunia sangat memimpikan untuk bermain di klub dengan prestasi mengkilap dan sejarah yang bagus. Namun sekarang yang terjadi adalah, pemain meninggalkan klub yang sejarahnya mentereng ke klub kecil hanya demi uang.

Kasus yang juga sering terjadi adalah pemain tidak memenuhi panggilan bermain untuk negaranya. Penyebab yang ironis adalah karena klubnya memberinya uang lebih. Menurut saya hal ini sangat tidak benar. Jaman dulu, setiap pemain sepak bola memimpikan untuk bisa bermain di tim nasionalnya. Bahkan rela tidak dibayar hanya untuk bermain di timnas dan berprestasi bersama timnas. Menurut pesepak bola jaman dulu, kebanggaan bermain untuk timnas tidak bisa dinilai dengan uang. Namun sekarang malah negara yang memohon-mohon ke klub dan pemain. Benar-benar sangat ironis menurut saya.

Satu hal lagi yang membuat saya miris dengan sepak bola masa kini. Jika dulu dalam kompetisi sepak bola yang dikejar adalah prestasi untuk kebanggaan pribadi, yang terjadi sekarang adalah mengejar prestasi untuk ketenaran dan uang. Ya, lagi-lagi uang. Hadiah yang sangat besar untuk sebuah kompetisi adalah motivasi utama klub untuk berprestasi. Selain itu, ketenaran sebuah klub juga mempengaruhi keuangan mereka.

Orientasi sepak bola masa kini sudah sangat jauh bergeser. Dari olahraga untuk kesehatan dengan bonus prestasi, menjadi sebuah sarana untuk mencari uang. Tidak salah memang jika prestasi dan kerja keras pemain dihargai dengan uang. Namun jika membisniskan sepak bola seperti yang terjadi saat ini, itu sudah melenceng dari tujuan utama sepak bola. Jadi saya berharap, semoga sepak bola bisa kembali ke asalnya lagi sebagai olahraga. Bukan sebagai sarana untuk mencari uang. Semoga.

Artikel Terkait