Thursday, December 22, 2011

Hari Ibu: Apakah Hanya Hari ini untuk Membahagiakan Ibu?

            Seperti yang kita ketahui bahwa 22 Desember adalah hari ibu. Pada hari ini biasanya para anak memperingati dengan memberikan hadiah pada ibu mereka. Rata-rata para anak memberikan bunga atau pelayanan khusus pada ibu masing – masing.
Menurut berbagai sumber, perayaan ini lahir dari satu adat pemujaan ibu di Yunani Purba, yang menyambut satu perayaan untuk Cybele, ibu dewa-dewi Yunani yang agung. Perayaan ini diadakan sekitar equinoks musim bunga di Asia Kecil. Orang Romawi Purba juga menyambut sebuah perayaan bernama Matronalia yang memperingati dewi Juno, dan ibu lazimnya diberi hadiah pada hari ini.
Menurut saya, kita seharusnya tidak hanya memberi hadiah atau pelayanan khusus pada ibu kita saat hari ibu saja. Seharusnya kita memberi ibu kita pelayanan spesial setiap hari.
Ibu kita sudah melahirkan kita, menyusui kita, merawat kita dengan ikhlas, tanpa meminta imbalan apa – apa. Ibu yang setia menemani kita, di saat kita kesepian dan butuh teman. Ibu adalah teman terbaik yang tidak pernah mengkhianati kita. Teman curhat yang selalu mendengarkan dan memberi kita solusi yang terbaik.
Ibu yang telah membesarkan kita, mengajari kita bagaimana caranya berjalan, bicara, membaca, dan bersosialisasi. Ibu mungkin pernah ataupun bahkan sering memarahi kita. Tapi apakah kalian tahu, bahwa ibu cuma ingin yang terbaik buat kita, terbaik untuk anak yang sangat disayanginya.
Ibu yang ikut bahagia saat kita bahagia, ikut bersedih saat kita bersedih, menenangkan kita di saat kita kebingungan, menghapus air mata kita saat kita menangis. Ibu yang merawat kita saat sakit.
Tapi apakah kita pernah ingat itu semua? Pada kenyataannya, kita justru sering lupa akan ibu. Kita sering membentak beliau. Kita sering menolak permintaan kecil dari beliau. Bahkan mungkin kita sering dengan sengaja mengabaikan beliau.
Kita lupa. Lupa akan pengorbanan beliau. Kita baru ingat saat hari ibu. Baru ingat saat membaca tulisan – tulisan tentang seseorang yang menyesal karena tidak sempat membahagiakan ibunya. Tapi kita cuma ingat. Mungkin cuma hanya beberapa tetes air mata dan beberapa lembar tisu yang habis. Apakah hati kita tergerak?
Ingatlah, ibu kita juga manusia. Senyumannya tidak abadi. Manfaatkan waktu yang tidak banyak ini untuk membahagiakan ibu kita. Perlakukan beliau sebaik mungkin, tidak hanya untuk hari ibu ini tapi juga hari-hari lain. Kasih ibu saja sepanjang masa. Apakah kita hanya bisa mengasihi beliau setahun sekali saja?
Semoga postingan ini bisa lebih memotivasi kita semua untuk terus membuat ibu kita tersenyum. Terima kasih sudah membaca. Wassalamu’alakum.




Artikel Terkait

1 comment: