Ini mungkin adalah bahasan basi tentang ITS. Namun saya cukup tertarik untuk beropini. Selain karena hal ini adalah hal yang aneh, yang membuat saya ingin menulis tentang hal ini adalah keanehan ini banyak tersebar di ITS. Keanehan apa ini?
Awalnya saya melihat sebuah banner yang agak aneh di dekat masjid Manarul Ilmi ITS. Banner itu terlihat telah dicoreti di salah satu bagiannya. Saya yang penasaran dengan apa yang ada di banner itu, dan apa yang dicoret-coret. Ternyata itu adalah banner larangan. Berikut ini adalah gambarnya.
Banner di depan Masjid Manarul Ilmi ITS |
Kata pacaran yang dicoret |
Yang tertulis di dalam banner itu adalah:
“dilarang keras masuk kampus ITS, pacaran, free seks, narkoba, Miras dan segala kemaksiatan”
Ternyata yang tertulis di banner itu adalah larangan tentang berlaku maksiat di kampus ITS. Namun ada yang dicoret di dalam banner itu. Yaitu kata pacaran. Mengapa pacaran yang dicoret? Karena sepertinya, mahasiswa-mahasiswa ITS sendiri banyak yang pacaran. Saya sering melihat mahasiswa, cewek dan cowok berduaan di kantin, mengerjakan tugas di perpus atau sekedar jalan-jalan di daerah kampus. Meskipun cara pacaran mereka tidak terlalu “gamblang” juga.
Menurut saya pribadi, banner yang dipasang di jalan-jalan di sekitar ITS itu tidak terlalu efektif jika tujuannya adalah untuk melarang mahasiswa berpacaran di ITS. Yang pertama, banner itu tidak terlalu diperhatikan apalagi dipatuhi oleh mahasiswa. Lihat saja, sampai ada orang berani yang mencoret-coret banner itu dan tidak ada respon dari pihak ITS. Banner yang dicorat-coret itu masih terpampang gagah di depan Manarul.
Selain itu, gaya pacaran mahasiswa di ITS juga tidak terlalu gamblang. Tidak terlalu kelihatan gerak-geriknya jadi, sulit dideteksi. Lagipula, tidak ada orang yang terlalu peduli dengan ada tidaknya mahasiswa yang pacaran di ITS. Dan tidak ada orang yang berusaha menyelidikinya. Dosen atau senior pun biasanya hanya mengingatkan saja. Bahkan ada yang dibuat guyonan malah.
Jadi kesimpulannya adalah, banner tentang pacaran yang ada itu kurang efektif menurut saya. Selain efeknya tidak terlalu terasa, adanya coretan di banner membuat kesan yang tidak baik untuk orang yang melihat. Selain mengotori lingkungan, banner yang dicoret itu juga membuat kesan bahwa mahasiswa ITS “urakan”. Maka dari itu saya menyarankan, jika banner itu dicabut saja. Soal pacaran boleh atau tidaknya, menurut saya sah-sah saja. Asalkan tidak terlalu frontal di lingkungan kampus. Semua kan kembali pada pribadi masing-masing. Sebagai orang yang baik, seharusnya mengingatkan pada mahasiswa yang pacaran di kampus. Namun jika tidak bisa diingatkan ya mau diapakan lagi?
Sekian opini dari saya. Terima kasih.
aku doain pelakunya tetep ditemukan...hehehe
ReplyDeleteyyyy Seharusnya bisa mencontohkan tata krama yang baik sebagai mahasiswa ITS. Padahal kan tujuan banner itu baik...
ReplyDeleteAmin...
ReplyDeleteTujuannya baik sih... Tapi kurang efektif...
ReplyDeletepacaran itu zina, kata Ustadz Rachmat Arif...
ReplyDeleteastaghfirullah...
ReplyDelete