Tuesday, November 22, 2011

Timnas Indonesia Gagal (Lagi dan Lagi)

Indonesia lagi-lagi belum berhasil memenuhi ekspektasi rakyat Indonesia. Ya, Indonesia kembali gagal merebut medali emas SEA Games XXVI setelah kalah adu penalti melawan Malaysia. Kekalahan ini terasa sangat ironis mengingat timnas U-23 Indonesia bermain di kandang sendiri dan sempat unggul terlebih dahulu lewat gol cepat Gunawan Dwi Cahyo pada menit kelima. Namun Malaysia bisa membalas lewat Mohd. Asrarudin pada menit 33. Skor ini tetap bertahan sampai perpanjangan waktu berakhir. Dalam drama adu penalti, Indonesia ternyata tidak beruntung. Indonesia harus menyerah 4-3 dan merelakan emas cabang sepak bola jatuh ke tangan juara bertahan Malaysia.

Kekalahan ini terasa sangat menyakitkan bagi Indonesia.  Bukan hanya karena berlaga di kandang sendiri dan bukan juga karena adu penalti. Tapi juga dengan kekalahan ini berarti pupus sudah harapan rakyat Indonesia untuk mengakhiri paceklik prestasi yang dialami persepak bolaan Indonesia. Padahal Indonesia tampil sangat menjanjikan di awal turnamen. Memberikan harapan bagi rakyat Indonesia untuk segera mengakhiri puasa gelar. Namun semua harapan menguap begitu saja. Rakyat Indonesia kembali dibuat kecewa oleh prestasi timnas Indonesia.
Kekalahan ini juga mengingatkan rakyat Indonesia kepada turnamen piala AFF yang lalu di mana timnas senior Indonesia kalah di final oleh Malaysia, juga di Jakarta. Padahal, sebelum laga melawan Malaysia, timnas senior tampil menjanjikan dan sempat mengalahkan Malaysia di babak penyisihan grup. Sungguh sangat ironis.
Saya mencoba menyimpulkan bahwa saat ini, Indonesia kurang memiliki mental juara. Para pemainnya bermain kurang baik justru pada saat laga final. Padahal pada laga sebelumnya, Indonesia dapat bermain dengan sangat baik. Kesalahan dalam membuang bola, salah mengumpan, terburu-buru dalam melakukan serangan, sering terjadi saat Indonesia melakoni laga final. Entah karena gugup dan grogi didukung oleh orang se-Indonesia atau memang sudah menjadi penyakit timnas, yang jelas, persoalan mental ini sudah sangat parah dan harus segera dicari solusinya.
Saya ada sedikit usul untuk timnas Indonesia agar mentalnya lebih kuat saat melakoni laga final yaitu, memperbanyak pengalaman bertanding. Jangan hanya bertanding melawan tim yang selevel atau malah di bawah. Timnas juga harus membiasakan diri melawan tim-tim besar untuk menguatkan mental bertanding mereka dan juga memperbanyak pengalaman. Selain itu, pembinaan usia dini harus lebih ditekankan lagi agar tercipta para pesepak bola hebat di masa depan bagi timnas Indonesia.
Apapun yang terjadi, saya tetap memberikan apresiasi terhadap perjuangan garuda-garuda Indonesia dalam memperjuangkan negaranya. Usaha mereka dalam untuk memenangkan pertandingan malam ini sudah sangat baik. Kegagalan yang didapat malam ini dijadikan motivasi ataupun pelajaran untuk ke depannya lebih baik lagi. Kegagalan ini adalah keberhasilan yang tertunda. Dan selama penundaan itu, saya akan tetap terus mendukung Inonesia dan akan terus berharap jika suatu saat nanti Indonesia PASTI BISA mengakhiri puasa gelarnya. Amin.



Artikel Terkait

2 comments: