Tuesday, May 14, 2013

Model Pembelajaran di Indonesia


              Pernahkah anda melihat orang yang bosan saat belajar? Seperti yang ada di gambar di bawah. Mengantuk sampai tertidur di depan setumpuk buku. Hal yang seperti ini menunjukkan bahwa belajar masih bukan hal yang menyenangkan untuk dilakukan. Proses belajar-mengajar di sekolah khususnya SD dan SMP masih banyak ditemui kasus adanya siswa yang tertidur di kelas, bolos, ngobrol sendiri, dsb. Hal ini sebagian besar dikarenakan model pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa. 


              Model pembelajaran di Indonesia saat ini masih banyak yang masih terlalu konvensional. Bahkan cenderung membosankan untuk anak-anak SD maupun SMP. Guru masih terlalu sering menjelaskan panjang lebar di depan kelas sampai siswanya banyak yang mengantuk. Apalagi adanya buku yang sangat tebal membuat para siswa juga malas untuk belajar dan membacanya. Padahal teknologi saat ini sudah sangat berkembang pesat sehingga banyak sekali pilihan untuk media pembelajaran yang menarik. Tidak hanya penjelasan panjang lebar dan baca buku tebal.
Problem dalam membaca
              Siswa saat ini lebih cenderung suka terhadap sesuatu yang bergambar dan bergerak (interaktif). Selain itu, siswa juga bakal lebih suka dan lebih paham dengan melakukan sendiri apa yang dipelajarinya (praktek). Oleh karena itu seharusnya guru lebih banyak melakukan simulasi ataupun menampilkan video tentang mata pelajarannya untuk menarik minat siswa belajar lebih giat.
              Banyak yang sudah mendukung adanya media pembelajaran yang interaktif untuk siswa belajar. Misalnya power point dengan gambar dan dengan video. Ataupun dengan animasi flash yang interaktif. Bisa juga dengan evaluasi ataupun ulangan dengan menggunakan kuis online. Banyak sekali tools yang bisa dipakai untuk lebih menarik minat siswa belajar di sekolah.
Contoh media pembelajaran interaktif
Contoh media pembelajaran interaktif
              Selain media pembelajarannya yang berubah dari buku tebal membosankan menjadi media interaktif, metode mengajarnya juga harus disesuaikan. Dari proses mengajar, guru setidaknya harus bisa mengakrabkan diri dengan siswanya. Pendekatannya bukan hanya wali kelas ke ketua kelas semata. Namun harus semua guru ke setiap siswa dan lebih personal. Dengan pendekatan lebih personal ke siswa, guru dapat mengetahui kemampuan siswanya satu persatu. Sehingga jika siswanya mengalami masalah, guru dapat menjadi teman curhat untuk siswanya. Peran guru sebagai orang tua di sekolah akan lebih terasa.
              Selain pendekatan personal, yang lebih terasa adalah adanya joke dalam setiap proses belajar-mengajar sehingga tidak membosankan. Guru yang lucu dan bisa membawa suasana yang enjoy saat mengajar, lebih disukai oleh siswanya ketimbangan guru killer yang hanya menerangkan di depan kelas. Belajar dengan santai dan enjoy membuat siswa lebih nyaman dan dapat menyerap dengan baik pelajarannya. Bukan sang guru harus melucu atau tidak serius. Tetapi sisipan joke dalam pengajaran dapat mencairkan suasana dan menghilangkan kebosanan.




Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment