Judul : The Mortal Instruments (City of Bones)
Sutradara : Harald Zwart
Genre : Fantasy, Drama
Rilis : 2013
Pemeran : Lily Collins, Jamie Campbell Bower, Jonathan Rhys Myers
Hidup Clary (Lily Collins) berubah ketika dia merasakan hal-hal aneh terjadi di sekitarnya. Ada sebuah rahasia yang membuat dirinya mengalami hal aneh tersebut. Namun saat dia berusaha mencari tahu apa yang terjadi pada dirinya, rumahnya diserang oleh sekelompok orang. Ibunya menghilang setelah penyerangan tersebut. Lalu dia bertemu dengan Jace Weylands (Jamie Campbell Bower) seorang Shadow Hunters yang hanya bisa dilihat oleh Clary saja (ini juga salah satu keanehan yang dialami Clary). Jace pun paham dengan kesulitan Clary dan membantunya menemukan ibunya.
Setelah berkelana ke sana ke mari,
Clary menemukan jati dirinya. Ternyata dia adalah keturunan Shadow Hunters dari
ibunya yang disembunyikan selama ini, dan kota New York pun dipecah dalam dua
dunia yaitu manusia dan Downworld. Dimana iblis, warlocks, vampire, dan
werewolves pun hidup sebagai manusia di dunia manusia. Clary menemukan
takdirnya sebagai Shadow Hunters dan berperang melawan iblis bersama Jace
beserta Shadow Hunters yang lain. Misi Clary menemukan Mortal Cup yang akan
membawanya ke tempat ibunya berada sekaligus berhadapan dengan Valentine
Morgenstern (Jonathan Rhys Myers), seorang Shadow Hunters yang berubah menjadi
jahat dan bersekutu dengan iblis. Bagaimana Clary bisa mendapatkan Mortal Cup
tersebut? Apakah dia berhasil bertemu dengan ibunya?
Pada awal saya pergi ke bioskop, saya
memang tidak terlalu berharap lebih akan film ini. Ya, mengusung tema “Twilight wannabe” dengan cerita yang
seharusnya dark, saya hanya berharap film ini dapat mengisi waktu kosong di masa-masa
“miskin film bagus di bioskop” saja, tidak lebih. Mendengar jika bukunya sangat
sukses, bahkan sampai 6 seri itulah yang akhirnya membuat saya memutuskan untuk
melihat film ini di bioskop.
Tapi saya merasa kecewa setelah
melihat film ini. Film ini rasanya seperti melihat sinetron. Adegan fight yang
kurang WOW, cerita yang aneh, adegan percintaan yang terlalu berlebihan, visual
efek yang nanggung, semuanya membuat waktu selama hampir 2 jam yang saya
habiskan di bioskop berasa sia-sia. Bahkan setelah menurunkan ekspektasi pun,
saya masih kecewa dengan film ini. Ini lebih buruk dari seri Twilight Saga.
Saya rasa film ini mempunyai kesempatan
untuk menjadi lebih baik dari ini. Dari segi cerita sebenarnya tidak buruk. Konsepnya
cukup bagus. Apalagi ada beberapa twist yang terjadi di sepanjang film ini dan
membuat penonton bertanya-tanya mana yang baik dan mana yang jahat. Namun seperti
yang saya katakan tadi di atas, eksekusinya mengecewakan. Adegan menye-menye nya terlalu maksa dan kurang
WOW dalam segi fantasinya. Jika nanti sekuelnya dibuat, saya hanya berharap
semoga lebih bagus eksekusinya dan tidak terlalu menye-menye.
Sekian resensi dari saya. Terima kasih sudah membaca dan semoga bermanfaat :D
Yup setuju, ancur bgt nih film padahal ekspektasi saya harus nya ini jd film yg sangat bagus..
ReplyDeleteBetul, kisah cintanya terlalu memaksa, Clary juga cuma bisa nembak. Pdhl katanya "Kau lebih baik dari yg ku kira" haha
ReplyDelete