Pernahkah anda melihat orang yang bosan saat belajar? Seperti yang ada di gambar di bawah. Mengantuk sampai tertidur di depan setumpuk buku. Hal yang seperti ini menunjukkan bahwa belajar masih bukan hal yang menyenangkan untuk dilakukan. Proses belajar-mengajar di sekolah khususnya SD dan SMP masih banyak ditemui kasus adanya siswa yang tertidur di kelas, bolos, ngobrol sendiri, dsb. Hal ini sebagian besar dikarenakan model pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa.
Model pembelajaran di Indonesia saat ini masih banyak yang masih terlalu konvensional. Bahkan cenderung membosankan untuk anak-anak SD maupun SMP. Guru masih terlalu sering menjelaskan panjang lebar di depan kelas sampai siswanya banyak yang mengantuk. Apalagi adanya buku yang sangat tebal membuat para siswa juga malas untuk belajar dan membacanya. Padahal teknologi saat ini sudah sangat berkembang pesat sehingga banyak sekali pilihan untuk media pembelajaran yang menarik. Tidak hanya penjelasan panjang lebar dan baca buku tebal.
Problem dalam membaca |
Siswa saat ini lebih cenderung
suka terhadap sesuatu yang bergambar dan bergerak (interaktif). Selain itu,
siswa juga bakal lebih suka dan lebih paham dengan melakukan sendiri apa yang
dipelajarinya (praktek). Oleh karena itu seharusnya guru lebih banyak melakukan
simulasi ataupun menampilkan video tentang mata pelajarannya untuk menarik
minat siswa belajar lebih giat.
Banyak yang sudah mendukung
adanya media pembelajaran yang interaktif untuk siswa belajar. Misalnya power
point dengan gambar dan dengan video. Ataupun dengan animasi flash yang
interaktif. Bisa juga dengan evaluasi ataupun ulangan dengan menggunakan kuis
online. Banyak sekali tools yang bisa dipakai untuk lebih menarik minat siswa
belajar di sekolah.
Contoh media pembelajaran interaktif |
Contoh media pembelajaran interaktif |
Selain media pembelajarannya yang
berubah dari buku tebal membosankan menjadi media interaktif, metode
mengajarnya juga harus disesuaikan. Dari proses mengajar, guru setidaknya harus
bisa mengakrabkan diri dengan siswanya. Pendekatannya bukan hanya wali kelas ke
ketua kelas semata. Namun harus semua guru ke setiap siswa dan lebih personal.
Dengan pendekatan lebih personal ke siswa, guru dapat mengetahui kemampuan
siswanya satu persatu. Sehingga jika siswanya mengalami masalah, guru dapat
menjadi teman curhat untuk siswanya. Peran guru sebagai orang tua di sekolah
akan lebih terasa.
Selain pendekatan personal, yang
lebih terasa adalah adanya joke dalam setiap proses belajar-mengajar sehingga
tidak membosankan. Guru yang lucu dan bisa membawa suasana yang enjoy saat
mengajar, lebih disukai oleh siswanya ketimbangan guru killer yang hanya menerangkan
di depan kelas. Belajar dengan santai dan enjoy membuat siswa lebih nyaman dan
dapat menyerap dengan baik pelajarannya. Bukan sang guru harus melucu atau
tidak serius. Tetapi sisipan joke dalam pengajaran dapat mencairkan suasana dan
menghilangkan kebosanan.
No comments:
Post a Comment